"THE GREEN FORCE"

Kamis, 25 Februari 2016



Hasil gambar untuk bonek

Hasil gambar untuk bonek



SATU HATI
Diposting oleh FAFA di 04.24 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest





Diposting oleh FAFA di 04.10 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

History Of Persebaya and Bonek

Kamis, 21 Maret 2013

Mengenal Tokoh-tokoh Bonek


Hamin Gimbal
                Dikalangan pendukung fanatic PERSEBAYA, nama Hamin Gimbal tentu sangat familier.  Pemuda yang lahir di Bangkalan Madura ini dikenal sebagai dirigen BONEK bertandem dengan Okto Tyson.  Rambutnya yang gimbal dan kebiasaan memakai rok hijau gaya skotlandia di padu dengan sepatu bot roligan menjadi ciri khas seoran Hamin Gimbal ketika berdiri di tempat khusus dirigen, memimpin puluhan ribu BONEK.

                Kecintaan Hamin terhadap PERSEBAYA sudah berawal dari kecil.  Meskipun, dia bertempat tinggal di Madura, namun Hamin kecil tak pernah absent menonton PERSEBAYA bertanding.  “ Walaupun saya berasal dari seberang pulau, tapi saya selalu menyempatkan datang ke stadion untuk menonton PERSEBAYA.  Kadang saya tidak pamit orang tua.  Namun lambat laun orang tua mendukung penuh,” ujar Hamin.  Baginya, BONEK memiliki arti totalitas dan loyaitas dalam mendukung tim kesayangannya PERSEBAYA Surabaya.  “ Loyalitas dan totalitas tanpa mengenal waktu.
Okto Tyson
Tatapan matanya agak ajam, wajahnya terlihat garang, tubuhnya gempal mirip dengan perawakan Mike Tyson.  Begitulah sekilas penampilan Okto.  Namanya tidaklah asing di kalangan pendukung fanatic PERSEBAYA.  Maklum dia adalah dirigen BONEK.  Pria yang bernama lengkap Okto Kepernahum Henukh ini lahir di Surabaya 25 Oktober 1979.
                Berawal dari inisatif untuk menambah kreatifitas dan kekompaakan, Okto memberanikan diri menjadi komandan BONEK untuk bernyanyi dan menampilkan aksi kreatifitas.  Sebagai sosok yang mengkoordinir puluh ribuan BONEK untuk bernyanyi, tugas Okto sangatlah berat.  Ia di tuntut harus mampu menjaga ketahanan semangat dan emosi puluhan ribu BONEK dalam mendukung PERSEBAYA.  Aksi gerakan tangan , suara yel-yel, sampai teriakan dukungan BONEK selalu dikoordinir dan dipantau olehnya.  Hal ini agar semua gerakan dan aksi kreatif BONEK mania terlihat rapi dan kompak.  Dibalik kegarangan penampilannya, Okto sanagtlah cakap dan pandai dalam berbicara atau berdiskusi.  Pemuda alumnus Bisnis Admiistrasi UPN veteran Surabaya ini, tak jarang di undang untuk ON AIR di radio atau TV.  Dari pengalaman panjang menjadi dirigen supporter terbesar di tanah air, nama Okto semakin popular di kalangan Pendukung Klub liga Indonesia.  Ia pernah dipercaya memimpin delegasi supporter Jawatimur dalam jambore suorter Indonesia di Bali pada tahun 2007.


Cak dul Panglima BONEK 1988
                Sejarah berbondong-bondongnya suporter PERSEBAYA pada laga final Kompetisi perserikatan 1988 di Stadion Senayan Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sosok H. Abdullah.  Pria yang akrab disapa Cak Dul ini dikenal sebagai panglima perang BONEK mania pada akhir 1980 an.  “ Dulu belum ada istilah dirigen atau korlap.  Teman-teman suporter banyak yang menyebut panglima perangnya BONEK.  Tapi ini bukan ditujukan  untuk berseteru dengan supporter musuh, istilah panglima ini hanya untuk mengkoordinir supporter sebagai pengganti ketua,” Kata Cak Dul.
                Ia banyak menceritakan kebesaran dan aksi nekat supporter PERSEBAYA di kompetisi terdahulu.  Menurut Cak Dul, BONEK adalah bentuk spontanitas arek-arek Suroboyo yang mengalir darah sporadic dan radikal, semangat juang menaklukan stadion manapun untuk menunjukan kepada khalayak masyarakat tentang jati diri dan identitas supporter seutuhnya.  Baginya, tidak ada kelompok supporter lain dinegeri ini yang melakukan tindakan radikal dan nekat selain BONEK.
                Hal yang paling berkesan bagi Cak dul adalah ketika ia dengan berani dan nekat naik ke atap stadion senayan untuk memasnag spanduk raksas sepanjang 60 meter yang bertuliskan “ KAMI HAUS GOL KAMU PERSEBAYA “.  Seisi stadion bergemuruh dengan tepukan tangan ketika Cak Dul mulai menaiki atap sampai ia berhasil memasang spanduk itu.  Ini tidak ada pemain yang cidera, tidak ada aksi fenomennal dari pemain dan tidak ada momen menarik di lapangan melainkan teriakan dan applause dari seluruh penonton itu di tujukan kepada aksi nekat seorang suporeter PERSEBAYA yang mampu memanjat atap Stadion Senayan setinggi 15 meter.  Suporter PERSEBAYA itu adalah Cak Dul yang dulunya berambut gondrong dan konon dijadikan icon gambar BONEK di Koran Jawapos.
Supangat Koordinator Tretetet 7000 BONEK
  
                Disadari atau tidak, Supangat yang dikenal sebagai announcer pertandingan PERSEBAYA, sedikit banyak mengetahui perjalanan panjang tim yang berjuluk bajol ijo ini.  MeskI kini usia beliau hampir 60 tahun, namun semangat bapak 3 anak dan 1 cucu ini masih berkobar seperti 39 tahun yang lalu.  Kala itu  Supanagat baru saja bekerja di radio Gelora Surabaya.  Tugasnya saat itu bukan langsung menjadi penyiar pertandingan, melainkan sebatas memutar lagu-lagu.  Baru tiga tahun sesudahnya dia dipercaya untuk berbicara di depan mikrofon untuk menyiarakan jalannya petandingan PERSEBAYA.   84 tahun perjalanan PERSEBAYA, hampir separuh lebih Supangat mengetahui sejarah PERSEBAYA.
                Mulai dari pasang surut prestasi hingga supporter PERSEBAYA atau BONEK.  Pria berkacamata ini sedikit banyak menceritakan aal muasal nama BONEK.  Pada tahun 1986-1987 PERSEBAYA masuk final di senayan.  Lawan yang dihadapi adalah PSIS Semarang.  Demi mendukung tim kesayangan suporter ber tret tret ke Jakarta , Supangat mempunyai ide memberangkatkan supporter dengan jalan darat.  “ setelah berkoordinasi dengan semua pihak , kami akhirnya menggunkan bus” terang supangat.  Antusiasme supporter yang ingin mendukung timnya begitu luar biasa.  Hasilnya, sekitar 7000 suporter terdaftar.  Masalah timbul ketika Supangat dan rekan-rekannya, hanya bisa menyediakan sekitar 100 bis.  Ini berarti masih kurang 36 bis lagi untuk mengangkut supporter.  Memberangkatkan 7000 orang ternyata buka soal yang mudah.

Supangat menceritakan betapa ia kekurangan orang untuk mengkoordinir banyaknya supporter.  “ sampai- sampai, tukang potong rumput saya jadikan pemimpin rombongan “, kata pria yang pernah menjadi  ring announcer perebutan gelar juara kelas bantam WBC International antara petinju indoonesia Wongso Indrajit dengan Edel Geronimo dari Fiiphina 1988 ini.
Wastomi Suheri The legend of Suporter
                Dunia persepak bolaan nasional khusunya para pendukung PERSEBAYA tidak ada yang tidak mengenal sosok yang satu ini.  Penampilannya sederhana dan ceplas-ceplos khas arek Suroboyo.  Dialah Wastomi Suheri lahir pada tanggal 30 Juni 1953 di Desa Suko Wilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.  Wastomi dikenal sebagai seorang anak yang gigih dan mandiri.  Pada tahun 1961, ketika usia masih dini yakni 8 tahun , ia memberanikan diri merantau ke kota Surabaya dengan tujuan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.  Ketika sampai di Surabaya , ia harus bertahan hidup dengan cara  mengadu nasib menjadi anak jalanan.  Selama di Surabaya ia tidak punya rumah, yang dijadikan tempat berteduh dari panas dan hujan .
                Sehari-hari yang dilakukan adalah menjual Koran dan mengamen .  Wastomi pun mendapatkan pelajaran sekolah dasar harus dengan mengintip proses belajar di SD Tambak Sari Ngundu,.  Meski tidak mengenyam pendidikan resmi, Wastomi sangat menekankan pendidikan kepada anak-anak nya.  
                Sejak kecil Wastomi sangat senang dengan olahraga khusunya sepak bola.  Sehari-hari hidup dikawasan Tambak Sari membuat kecintannya terhadap sepak bola semakin mendalam.  Rasa cinta dan fanatisnya dilimpahkan untuk PERSEBAYA.  Setiap PERSEBAYA bertanding di Stadion Tambak Sari ia tidak pernah melewatkan untuk hadir.  Fanatismeya terhadap PERSEBAYA ini bertahan sampai sekarang, sampai memilik 5 orang anak.
                Sebagai BONEK, pengalaman Wastomi sangatlah banyak.  Dari berbagai pengalaman ini, hal yang paling berkesan adalah ketika ia berhasil menggergaji 12 pintu yang ada di Tambak Sari hanya untuk memasukan teman-temannya yang tidak punya uang untuk membeli tiket pertandingan.  Ia akhirnya di tangkap 2 jam setelah pertandinagn dan di tahan polisi selama 2 hari.
                Dari catatan panjangnya menjadi BONEK, banyak kalangan yang menganggap Wastomi sebagai bapak e BONEK.  Ia sangat di segani di kelompok supporter PERSEBAYA.  Pria yang akrab di panggil abah ini juga dikenal sebagai salah satu pendiri YSS.
Diposkan oleh harianto bonek di 15.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Bonek
 
http://bonekcampusits.blogspot.co.id/2013/03/mengenal-tokoh-tokoh-bonek.html 
Diposting oleh FAFA di 03.49 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Senin, 22 Februari 2016

Ibnu Puji Kerja Keras Pemain Surabaya United

22-11-2015 00:16
233
Share
 
Tweet



Ibnu Puji Kerja Keras Pemain Surabaya United
Surabaya United © Antok

Bola.net - Arsitek Surabaya United, Ibnu Grahan angkat topi atas kerja keras para pemainnya. Buah perjuangan Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan adalah tiga poin atas Persib Bandung. Sabtu (21/11) malam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Surabaya United menang tipis 1-0.

"Saya angkat topi atas kerja keras para pemain. Kami bermain lembek lawan TNI. Sekarang kami bermain dengan kerja keras," ucap Ibnu usai pertandingan. Dalam pertandingan ini, gol semata wayang Surabaya United dicetak pemain pengganti, Rudi Widodo di menit ke-63.

Surabaya United sebenarnya memiliki kesempatan untuk menggandakan kedudukan. Seperti saat Evan Dimas Darmono melepaskan tendangan ke arah gawang Persib yang ditinggal kiper Made Wirawan. Tapi masih ada David Pagbe yang menghalau bola.

Peluang emas juga diciptakan Ilham Udin Armaiyn. Mendapat umpan cantik dari Slamet Nur Cahyono, Ilham Udin berlari kencang ke arah gawang Persib. Sayang ketika berhadapan dengan kiper, sepakannya justru melambung. "Persib dihuni pemain berkualitas. Kita hanya menang karena Persib kasihan dengan kita," tutup Ibnu.(faw/ada)

Baca Juga:

Persib Kalah, Djanur Salahkan Wasit
Surabaya United Menang Tipis Atas Persib
 
 
 http://www.bola.net/indonesia/ibnu-puji-kerja-keras-pemain-surabaya-united-f4b6cb.html
Diposting oleh FAFA di 04.54 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Surabaya United Kental Aroma Persebaya 1927

05-02-2016 18:19
04
Share
 
Tweet



Surabaya United Kental Aroma Persebaya 1927
Ibnu Grahan © M. Syafaruddin

Bola.net - Mantan penjaga gawang Persebaya 1927, Dedi Iman memiliki kans untuk bergabung dengan Surabaya United. Jika lolos seleksi dan akhirnya direkrut, kiper asal Medan ini akan reuni dengan rekan sesama pemain, pelatih, hingga bosnya di Persebaya 1927 dulu.

Kiper asal Medan ini hadir untuk mengisi pos kiper Surabaya United yang tinggal menyisakan satu nama saja, yakni Thomas Rian Bayu. "Dedi sudah ikut berlatih pada pagi tadi. Statusnya masih pemain seleksi," tutur head coach Surabaya United, Ibnu Grahan kepada Bola.net, Jumat (5/2) sore.

Manajer operasional Surabay United, Rahmad Sumanjaya juga mengamini ucapan Ibnu. "Dedi Iman sudah datang sejak pagi tadi. Dia belum teken, masih pemain seleksi. Kalau masih fit ya akan diambil," ungkap Rahmad.

Kehadiran Dedi pun membuat Surabaya United semakin kental dengan aroma Persebaya 1927. Sebelumnya, tim yang bermarkas di Jemursari ini sudah terlebih dahulu mengikat eks Persebaya 1927, seperti Otavio Dutra, Dany Saputra, Nurmufid Fastabiqul Khoirot dan Feri Ariawan

Nuansa Persebaya 1927 juga tercium di sektor tim pelatih. Hal ini karena Ibnu Grahan dan Mahrus Afif adalah mantan arsitek dan pelatih kiper klub yang bermarkas di Karanggayam itu. Selain itu, Surabaya United juga dimiliki Gede Widiade, eks CEO Persebaya 1927. (faw/asa)

Baca Ini Juga

Gaji Rendah Jadi Alasan Surabaya United Ditinggal Pemainnya
Surabaya United Cari Kiper Baru
Inilah Alasan Surabaya United Pulangkan Striker Haiti
Surabaya United Pulangkan Striker Timnas Haiti
Pelatih MU Puji Asep Berlian
Eksodus Pemain Surabaya United Bisa Berlanjut
 
http://www.bola.net/indonesia/surabaya-united-kental-aroma-persebaya-1927-cf1262.html
Diposting oleh FAFA di 04.45 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek vs Arema ?

comments 4 comments
Kisah ini paling tidak saya alami secara pribadi,dimana waktu itu saya masih sekolah SD kelas 4 ato 5 (lupa pastinya) yang waktu itu saya berangkat ke malang dengan saudara saya.Namun kejadian di depan stadion di malang tidak pernah saya lupakan sampai akhir hayat. Awal ceritanya simpel saja,di kompetisi ligina (dulu liga dunhill) terbagi 2 putaran yang mempertemukan persebaya vs persema (leg 1) di Surabaya.Pada saat itu aremania diberi quota di tribun sebelah kanan VIP (BC),pada intinya panpel (baca:suporter persebaya) menerima dengan baik kedatangan suporter malang di Surabaya.Tetapi disaat putaran ke 2 dan Persebaya away ke malang,otomatis kita (suporter surabaya) ikut mendampingi Persebaya tanding di malang.Namun disinilah petaka terjadi,bagaikan air susu yang dibalas dengan air aki (saking hinanya).Rombongan suporter persebaya yang sudah berada di depan pintu masuk stadion tiba2 diusir paksa dan dikeroyok oleh suporter/warga malang.Padahal harapan kami mereka juga bisa menerima dan memberi kita quota masuk stadion seperti yang panpel Surabaya lakukan,tapi karena sikap mereka yang seperti tidak mau tau dengan semua itu membuat mereka tanpa ampun mengusir, menginjak2, dan menjadikan suporter Persebaya yang jumlahnya lebih sedikit dari suporter malang sebagai sansak hidup tepat di depan gerbang masuk stadion.Hanya satu alasan mereka,"STADION TIDAK CUKUP".Tapi apakah harus dengan cara kekerasan???.

Ini sekilas sejarah Persebaya dan Arema.

arema lahir thn 1987,sedangkan persebaya lahir jauh sebelum kemerdekaan arema di galatama,persebaya di perserikatan.jadi ga pernah ketemu sebelum era ligina. Musuh bebuyutan bonek jaman perserikatan dulu adalah bobotoh (Bandung) dan (SneX) semarang...

kalo luar jawa ada makasar (MaczMan) dan medan (KamPak).

ga ada ceritanya dgn malang.. karna persema nomer 2 di jatim (arema ga ikut perserikatan mas)!!

Semua di mulai saat nurkiman pemain persebaya di ketapel suporter malang...sehingga waktu persema main di gresik lawan persegres di balas sampe ada satu suporter malang mati!.Hal itu berlanjut..balas membalas,,,lucunya yg sebelumnya bonek dgn persema (beda kan aremania dgn persema?..suporter persema ngalamania) aremania ikut2an.

tp di byk kesempatan aremania selalu ngeles opini diketapelnya nurkiman..dgn alasan thn 2000 saat bonek kirim surat terbuka ke semua preman malang...untuk berani ga dtg ke surabaya (sampe skrg pun sepertinya tantangan itu ga terjawab..malang ga pernah berani dtg ke surabaya)

inget mas...arema lahir thn 1987...ga ada sejarah panjang bermusuhan lawan bonek..yg ada permusuhan surabaya vs malang yg dibawa arema ke sepak bola

kita tau surabaya kota terbesar di jatim..byk penduduk jatim lebih bangga dgn persebaya drpd arema (jelas lah di galatama aja niac mitra lebih jago)

hal ini yg ga bisa di terima anak2 malang...menjadi nomer 2 di jatim..

diperparah dendam preman2 malang dan arek2 suroboyo saat ada konser rock..setiap ada konser rock thn 80-90an pasti saja rusuh ga di surabaya..ga di malang.

tambahan buat yg ga tau...nurkiman (pemain Persebaya) di ketapel sampe buta mata kirinya dan pensiun dr sepakbola padahal usianya baru 20an...ga sampe 25.Dan pada saat itu Persebaya menang 0-1 saat away ke Malang

(Versi Cak Sawunggaling Soerabaja)

MATUR SUWUN CAK !! :
Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek vs Arema ?
Semoga Artikel Bonek ini bermanfaat, sesuai dengan kriteria yang anda cari di Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek vs Arema ?
 
http://bonek-suroboyo.blogspot.co.id/2012/03/tahukah-anda-bagaimana-sejarah.html
Diposting oleh FAFA di 04.20 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

---KISAH NYATA ANDIK VERMANSYAH Dari Jualan Es Sampai Jadi "messi"-------

10 November 2011 pukul 4:58
Mungil, cepat, lincah, tajam, penuh determinasi dan pekerja keras. Selain Oktovianus Maniani, ciri-ciri ini juga mencerminkan sosok gelandang tim nasional U-23, Andik Vermansyah.

Aksinya yang brilian terlihat jelas saat membela timnas U-23 saat melawan Kamboja di laga perdana SEA Games XXVI tahun 2011, Senin lalu. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 6-0 untuk Indonesia itu, kecepatan dan kelincahan Andik mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan hingga membuahkan satu gol dan memberikan satu umpan indah yang berujung pada gol terakhir untuk Indonesia.

Andik yang masuk menggantikan Ferdinand Sinaga pada menit ke-61 langsung menunjukkan kualitasnya sebagai pemain yang mengandalkan kecepatan. Di menit ke-80, pemain bernomor punggung 21 ini berlari dengan sangat cepat sambil membawa bola dan berhasil melewati satu gelandang bertahan Kamboja ke dalam kotak penalti Kamboja.

Insting tajamnya pun bermain. Melihat celah yang terhampar, tanpa pikir panjang Andik segera menembakkan bola dengan keras dari kaki kanannya. Kiper Kamboja pun tak kuasa menahan bola yang melaju deras ke arah gawangnya.

Empat menit kemudian, aksinya kembali berbahaya. Menerima bola dari Stevie Bonsapia, Andik berlari seperti kijang meninggalkan para pemain lawan dan mendekati gawang Kamboja. Namun, meski berada dalam posisi yang memungkinkan untuk mencetak gol, pemain yang membela Persebaya 1927 ini justru tidak bersikap egois. Dia memberikan umpan kepada Ramdhani Lestaluhu yang berada dalam posisi lebih menguntungkan. Gol keenam untuk Indonesia pun tercipta.

Andik menyadari betul kelebihannya itu. Kecepatan menjadi andalan utamanya dalam bermain sepak bola. Namun, itu pun tidak diperolehnya dengan mudah. Pemain dengan tinggi badan 162 cm ini harus berlatih keras untuk sampai pada tingkat kecepatan tertingginya.

Latihan berlari tak hanya dilakukannya di lapangan. Andik biasa melakoni latihan berlari dengan menaiki tangga, baik tangga jembatan atau tangga di mall. Pernah pula, dia beradu cepat dengan taksi.

"Pernah waktu itu aku lomba sampai lima kali, setelahnya aku langsung muntah-muntah hahaha..." kata pria berusia 19 tahun ini sambil tertawa.

Kecepatan, kelincahan dan kemampuan dribling yang diatas rata-rata membuat Andik mendapat julukan "Lionel Messi" dari Surabaya. Dia mengaku senang disamakan dengan Messi. Namun, dengan rendah hati, pemain yang justru mengidolakan Cristiano Ronaldo ini menekankan bahwa dirinya tak sehebat striker Argentina andalan Barcelona tersebut.

"Saat aku bermain, para Bonek selalu teriak ’Messi..Messi...Messi’. Saya senang dipanggil Messi, tapi kan beda jauh," ujarnya lugu.

Dari jualan es sampai SSB Gratis Andik kini berada di tim nasional. Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan berlaga untuk nama bangsa di kancah internasional. Namun siapa sangka, langkah awalnya bermain bola tidak seindah saat ini. Dulu, untuk membeli sepatu sepak bola saja sulit.

Ayahnya, Saman, hanya seorang tukang bangunan, sementara ibunya, Jumiah, hanya seorang tukang jahit. Orang tuanya yang berpenghasilan pas-pasan tak memiliki dana lebih untuk membantu Andik mewujudkan mimpinya. Maka tak heran, pada awalnya Andik tidak diizinkan menekuni sepak bola.

Namun, dorongan yang kuat membuat Andik tak mudah patah semangat. Dia pun berjuang sendiri demi mewujudkan mimpi jadi pemain sepak bola profesional. Berbagai upaya ditempuhnya, mulai dari jualan kue dan es hingga bermain sepak bola antarkampung (tarkam) ke luar Surabaya dilakoninya, hanya untuk bisa membeli sepatu bola.

Langkahnya menunjukkan titik terang ketika pelatih SSB Suryanaga, Rudi, melihat bakat besarnya. Rudi pun menawarinya untuk menimba ilmu di sekolah sepak bola di Jember itu. Gratis.

"Waktu itu dia iseng nonton aku bermain dan dia bertanya kamu ikut SSB apa? Aku jawab, tidak ada. Aku pun diajak ke Suryanaga, gratis. Terus aku bilang kakak dan diizinkan," ungkapnya.

Ayah dan ibunya pun tak memiliki alasan untuk terus melarang. Mereka pun berbalik mendukung Andik hingga bermain untuk Persebaya Junior dan berkarya di PON.

Selalu pikirkan masa depan Anak bungsu dari empat bersaudara ini pun tak ragu menyebutkan bahwa kedua orang tuanyalah yang justru paling berjasa dalam kehidupannya. Mantan bintang kesebelasan PON Jawa Timur ini menilai sikap dan dukungan dari orang tuanya telah melecut dirinya untuk menjadi seorang Andik seperti sekarang ini.

Selain untuk masyarakat Indonesia, gol yang dicetaknya dalam pertandingan melawan Kamboja kemarin pun dipersembahkannya untuk ayah dan ibu tercinta. Menurutnya, orang tua selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bahkan rela berpuasa demi kesuksesannya. Maka tak heran, Andik selalu berusaha menyenangkan mereka.

"Alhamdulilah... Selama merantau di Surabaya, aku sudah membelikan rumah atas nama orang tuaku karena itu sudah menjadi janji dari batinku. Alhamdulilah juga, aku sudah memberangkatkan ibu pergi umroh. Insya Allah kalau ada rezeki mau naikkan haji kedua orang tua," ungkap Andik yang kabarnya pernah dilirik oleh pemain Portugal, Rui Costa.

Andik selalu diingatkan untuk tidak lupa diri meski kariernya kini tengah menanjak. Dia sudah memikirkan masa depannya. Selain berharap bisa terus berkiprah di dunia sepak bola sampai akhir hayatnya, penyuka tempe penyet ini berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi dan berinvestasi dengan membangun rumah kos di Surabaya.

"Kalau ada rezeki mau bikin kos-kosan, buat masa depan. Aku selalu mikir masa depan karena aku melihat betapa sulitnya orang tua aku mencari uang," ujarnya singkat

https://id-id.facebook.com/notes/gudang-informasi-sepakbola/-kisah-nyata-andik-vermansyah-dari-jualan-es-sampai-jadi-messi-/300446036646990/
Diposting oleh FAFA di 03.52 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
21 April 2013 ·
HAMIM GIMBAL BUKA SUARA
WANI.
KLARIFIKASI DULUR :
Berawal dari aksi besar2an yg
dilakukan Bonek dan
suporter2
lain di Indonesia untuk menurunkan Nurdin Halid dari
Ketum PSSI. Saya salah
satunya
Orang yg berdiri diatas Truk
Bersama Dulur2 Bonek2 yg
lain. Harapan saya cuma satu,Dgn
Nurdin.H turun,Sepak Bola di
Indonesia akan Lebih
maju.Tapi Nyatanya kok
makin Carut-
marut sampai Ahirnya Terjadi dualisme termasuk di
Persebaya.
Perpecahan mulai terjadi,Baik
di
Team maupun di
Suporter.Sehingga ada 2 Liga di
Indonesia.Ada IPL ada ISL.
Dalam hal ini Suporterlah yg
paling susah,termasuk
Bonek,krn di Surabaya Sendiri
ada Dualisme. Saya Dukung ke dua2nya.dengan harapan
Bonek tidak akan ikut
pecah.krn sy pikir Dua
Persebaya sama2 membawa
nama kota Surabaya. Hampir
semua Dirijen se Indonesia menghubungi saya
(ma’af kecuali rival).semua
bilang,Disaat sprti ini jadi
Drijen
serba-salah.
Seiring berjalannya waktu,saya yg Dukung ke
dua Persebaya
mulai merasakan
ketidaknyamanan di tubuh
Bonek itu Sendiri.Jujur kita
akui Bonek ini sudah terpetak-
petak,walau saya terus
menutupi kesetiap suporter
lain
yg bertanya.Pasti saya
jawab:BONEK TETAP SOLID,DAN
GAK BISA TERPECAHKAN.
Nyaris ke Dua Persebaya
setiap
main,saya pastikan hadir.saya
tidak pernah mengeluh walau pada saat itu Persebaya IPL
main di Makassar,Dan
besoknya
Persebaya DU main di Jakarta
Utara.Keduanya Saya
Hadiri.krna sya cinta PERSEBAYA.
Berawal ketidakhadiran sy
waktu Persebaya IPL main di
Rembang,Terjadilah berbagai
macam Fitnah&tuduhan pd
saya yg semestinya tdk perlu dilakukan. Alasan sy tidak hadir di
Rembang:
1.Ketum Suporter Rembang
melarang sy dan Dulur2 Bonek
tuk datang ke Rembang dgn
alsan kapasitas stadion.
2.PANPEL dan POLRES
Rembang
jg melarang&disertai Surat yg
dikirim ke sy.
Dari situ muncullah Tuduhan2
dr Oknum2 bahwa sya lebih pro ke DU.
Saya Salut terhadap apa yg
dilakukan Dulur2 Bonek atas
Demo kmrin
Mohon Ma’af sy tidak bs
Bergabung krna saya Harus netral sesuai komitmen saya
dari awal.
Jadikan ini sebagai pengertian
dulur2.
BC.2
Tuduhan dan Fitnah terhadap
saya smakin Kenceng.
Berbagai fitnah untuk
menjatuhkan saya seperti :
1. Ada yang bilang saya
Suporter Bayaran.
2.Ada yang bilang saya dapat 2
Persen.
Dan masih banyak tuduhan2
miring yang lain.
Tapi sayangnya kok melalui
FP- FB-TWITER Dll,yang di baca
banyak orang dan itu tidak
terbukti di dunia nyata.
Saya TEGASKAN :
Semenjak 3 tahun IPL
Bergulir,Saya tidak pernah
Direken(diajak
ngomong)sama
Management IPL sampai skrng.
Dan suatu fitnah saya dapat 2
persen dari persebaya DU, itu
sangat menyakitkan saya
secara pribadi, Semua tau
Persebaya DU setiap Main selalu
mengalami Rugi.
Wes Ngene ae
Dulur.Gampangane :
Ayo PERTEMUKAN saya
dengan ke dua Management
Persebaya,baik IPL maupun
DU.
Siapa yang pernah Bayar saya.
BUKTIKAN kapan saja saya
siap. Gak onok seng Jennenge Bonek
Bayaran Dulur. RUGI terus
iyyo.
Semua tuduhan kepada saya
sangat tidak nyata di
kehidupan saya, Semua itu murni menjatuhkan saya dan
pencemaran nama baik saya. Untuk kedepannya agar
dulur2
Bonek jangan terlalu percaya
pada kabar2 yg belum jelas di
dunia maya,dan jangan
gampang terprovokasi. Sampai detik inipun saya
masih menganggap Semua
Bonek
Saudaraku.
SALAM SATOE NYALI..
By.Hamin Gimbal. SEBARKAN ke Dulur2 BONEK
yg
lain !!! wes tuwek jembuten moso
ga iso mbedakno endhi seng
asli. mosok kudu tak critani
mane. lha lek engkok ono
persebaya anyar mane
kabehe 100 opo yo tetep mbok dukung.mergo opo
1927 ga melok unifikasi.
mergo ono seng DU. mergo
opo ono seng DU. mergo
persikubar ganti jeneng.ojo
dadi bonek lek jek plintat plintut


 https://id-id.facebook.com/DeltamaniaDanBonekmania/posts/591360650881903
Diposting oleh FAFA di 03.43 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia!
Tutup

Persebaya Surabaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Broom icon.svg
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Artikel ini ada daftar referensi, namun kurang jelas karena masih perlu banyak kutipan baris. Tolong bantu pengembangan artikel ini dengan menambahkan lebih banyak referensi. (June 2015)

Artikel ini adalah tentang Persebaya yang mengikuti Liga Super Indonesia. Untuk Persebaya yang mengikuti Liga Primer Indonesia, lihat Persebaya 1927.
Surabaya United 2010
Logo Persebaya
Nama lengkap Persatuan Sepak bola
Surabaya
Julukan Buaya Hijau
Bajul Ijo
Green Crocodile
Kekuatan Hijau
Green Force
Didirikan 2010
Stadion Gelora Bung Tomo,
Surabaya, Indonesia
(Kapasitas: 55.000)
Manajer Edu Harijanto
Pelatih Bendera Indonesia Rahmad Darmawan
Asisten Pelatih Bendera Indonesia Tony Ho
Dokter Tim Bendera Indonesia Heri Siswanto
Liga Liga Super Indonesia
2013 Juara, Divisi Utama
(promosi)
Kelompok suporter Bonek
Yayasan Suporter Surabaya

Kostum kandang
Kostum tandang
Soccerball current event.svg Musim ini
Persatuan Sepak bola Surabaya (disingkat Persebaya) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Persebaya saat ini bermain di Liga Super Indonesia. [1]
Contoh logo Bonek dari sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan Persebaya Surabaya.

Daftar isi

  • 1 Sejarah
  • 2 Pemain-pemain terkenal
  • 3 Kejadian kontroversial
  • 4 Perpecahan
  • 5 Musim 2014
  • 6 Skuat
  • 7 Pemain terkenal
  • 8 Pelatih
  • 9 Prestasi
    • 9.1 Perserikatan
    • 9.2 Liga Indonesia
    • 9.3 Liga Champions Asia
  • 10 Lihat pula
  • 11 Referensi
  • 12 Pranala luar

Sejarah

Persebaya didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji pada 18 Juni 1927. Pada awal berdirinya, Persebaya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Pada saat itu di Surabaya juga ada klub bernama Sorabaiasche Voebal Bond (SVB), bonden (klub) ini berdiri pada tahun 1910 dan pemainnya adalah orang-orang Belanda yang ada di Surabaya.
Pada tanggal 19 April 1930, SIVB bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung (sekarang Persib Bandung), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. SIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh M. Pamoedji. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. SIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1938 meski kalah dari VIJ Jakarta.
Ketika Belanda kalah dari Jepang pada 1942, prestasi SIVB yang hampir semua pemainnya adalah pemain pribumi dan sebagian kecil keturunan Tionghoa melejit dan kembali mencapai final sebelum dikalahkan oleh Persis Solo. Akhirnya pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja). Pada era ini Persibaja diketuai oleh Dr. Soewandi. Kala itu, Persibaja berhasil meraih gelar juara pada tahun 1950, 1951 dan 1952.
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini, prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya adalah salah satu raksasa perserikatan selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung maupun Persija Jakarta. Dua kali Persebaya menjadi kampiun pada tahun 1978 dan 1988, dan tujuh kali menduduki peringkat kedua pada tahun 1965, 1967, 1971, 1973, 1977, 1987, dan 1990.
Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994. Persebaya merebut gelar juara Liga Indonesia pada tahun 1997. Bahkan Persebaya berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjadi juara Liga Indonesia ketika pada tahun 2005 Green Force kembali merebut gelar juara. Kendati berpredikat sebagai tim klasik sarat gelar juara, Green Force juga sempat merasakan pahitnya terdegradasi pada tahun 2002 lalu. Pil pahit yang langsung ditebus dengan gelar gelar juara Divisi I dan Divisi Utama pada dua musim selanjutnya.

Pemain-pemain terkenal

Persebaya juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional Indonesia baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Abdul Kadir, Rusdy Bahalwan, Rudy Keltjes, Didiek Nurhadi, Soebodro, Riono Asnan, Yusuf Ekodono, Syamsul Arifin, Subangkit, Mustaqim, Eri Irianto, Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, Hendro Kartiko, Uston Nawawi, Chairil Anwar, dan Mursyid Effendi merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persebaya dan ada satu lagi pemain Persebaya yang sekarang Mamang terkenal walaupun kecil tapi larinya sangat kencang siapa siapa yang tidak tahu dengan nama Andik Vermansyah.
Salah satu yang cukup dikenang adalah Eri Irianto, pemain timnas era 1990-an yang meninggal dunia pada tanggal 3 April 2000 setelah tiba tiba menderita sakit saat Persebaya menghadapi PSIM Yogyakarta dalam pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia 1999/2000. Eri Irianto meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Nama Eri kemudian dipakai sebagai nama Wisma/Mess Persebaya yang diresmikan pada tanggal 25 April 1993.
Persebaya pernah mendapat pemain yang sangat berkualitas di ajang Liga Djarum 2005, pemain itu bernama Zeng Cheng ia berposisi sebagai Kiper. Zeng Cheng berasal dari China dan bagusnya ia membela Timnas U-20 China sebagai Kiper Cadangan. Dan sekarang, Zeng Cheng masuk daftar Kiper ketiga di Timnas Senior China.

Kejadian kontroversial

Selain itu, dalam perjalanannya, Persebaya beberapa kali mengalami kejadian kontroversial. Saat menjuarai Kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah "sepak bola gajah" karena mengalah kepada Persipura Jayapura 0-12, untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang yang pada tahun sebelumnya memupuskan impian Persebaya di final kompetisi perserikatan. Taktik ini setidaknya membawa hasil dan Persebaya berhasil menjadi juara perserikatan tahun 1988 dengan menyingkirkan PSMS 3 - 1
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I. Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final. Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing diubah direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.

Perpecahan

Pada akhir tahun 2010, Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu tim, Persebaya di bawah Saleh Ismail Mukadar mengikuti Liga Primer Indonesia. Persebaya yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia dengan menggunakan nama Persebaya 1927.[1] PT Pengelola Persebaya Indonesia didapuk menjadi pengelola konsorsium untuk PT Persebaya Indonesia. PT Pengelola Persebaya Indonesia didirekturi oleh Llano mahardhika, seorang mantan pegawai BLI. Walaupun akhirnya berhasil menjuarai Liga Primer Indonesia, namun manajemen PT Pengelola Persebaya tetap menimbulkan polemik karena kurangnya sosialisasi terhadap suporter, walaupun program yang dijalankan sangat bagus. Satu tim lainnya dengan manajer Wisnu Wardhana tetap ikut Divisi Utama Liga Indonesia
Tahun 2011 berlanjut, kali ini PSSI menyatakan legal kompetisi IPL dan Divisi Utama yang dikelola oleh PT LPIS dan ilegal untuk ISL dan Divisi Utama yang dikelola oleh PT Liga Indonesia. Walaupun IPL dinyatakan legal, kubu Saleh Mukadar tidak mengganti kembali nama Persebaya Surabaya yang sudah sangat bersejarah tersebut tapi tetap memakai nama Persebaya 1927.[1] yang baru timbul sejak tahun 2010 tersebut. Sedangkan kubu Wisnu Wardhana menggunakan kembali nama Persebaya Surabaya dan tetap mengikuti Divisi Utama Liga Indonesia.
Tahun 2012, Persebaya 1927.[1] gagal meraih Juara IPL yang saat itu direbut oleh Semen Padang FC. Persebaya Surabaya Divisi Utama Liga Indonesia. gagal menembus kompetisi ISL 2013. Di akhir Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2012 , Persebaya Divisi Utama melakukan rapat anggota dan mengganti Ketua Umum Persebaya dari Wishnu Wardhana ke Diar Kusuma Putra.Sekaligus yang memayungi badan hukum Persebaya di PT Mitra Muda Inti Berlian (gabungan pengusaha-pengusaha muda asli Surabaya).
Tahun 2013, KLB PSSI tanggal 17 Maret 2013, kubu La Nyalla Mattalitti (Ketua KPSI) bersatu dengan kubu Djohar Arifin Husin (Ketua PSSI). Djohar Arifin Husin tetap menjadi Ketua Umum PSSI dan La Nyalla Mattalitti menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. PSSI akhirnya memutuskan hanya mengakui Persebaya Surabaya Divisi Utama PT Liga Indonesia sebagai anggota PSSI yang sah dan tidak mengakui keberadaan. Persebaya 1927.[1], Dan keputusan tidak diakuinya Persebaya 1927.[1] kembali ditegaskan pada Kongres PSSI tanggal 17 Mei 2013. Di Divisi Utama Liga Indonesia 2013, Persebaya Surabaya akhirnya berhasil keluar menjadi Juara dan lolos ke Indonesia Super League tahun 2014.

Musim 2014

Persebaya Surabaya bersiap menaungi musim 2014 di Indonesia Super Liga. Dengan bermodalkan dana Rp. 35 Miliar, persebaya mampu mendatangkan pemain berkelas seperti Hasyim Kipuw, Emmanuel Pacho Kenmogne, Fachrudin Ariyanto, Patrice Nzekou Nguenheu. Selain pemain berkelas persebaya juga mempertahankan skuat musim lalu yakni Thomas Ryan Bayu, Firmansyah Aprillianto, Akbar Rasyid, Ari Supriatna. Ada juga pemain asli surabaya yang sebelumnya memperkuat Persela Fandi Eko Utomo. Selain membeli pemain pemain berkelas persebaya juga mengkontrak pelatih Rahmad Darmawan beserta staff pelatih yang sebelumnya bergabung di Arema. Pelatih Persebaya Surabaya musim lalu Tony Ho dipertahankan menjadi assisten pelatih. Persebaya Surabaya tengah mengincar pemain Manahati Lestusen, Diego Michiels, Alfin Tuasalamony, Raphael Maitimo, Stefano Lilipaly.

Skuat

Manajemen Persebaya Surabaya resmi merilis daftar pemain dan pelatih baru yang akan bergabung dalam skuad Bajul Ijo demi menghadapi Liga Super Indonesia 2014.
No. Posisi Pemain Negara
Kiper
1 Kiper Jendri Pitoy      Indonesia
12 Kiper Ferry Rotinsulu      Indonesia
27 Kiper Thomas Ryan      Indonesia
Bek
2 Bek Imam Yulianto      Indonesia
3 Bek Vava Mario Yagalo      Indonesia
4 Bek Ricardo Salampessy      Indonesia
6 Bek Achmad Tolle      Indonesia
14 Bek Daniel Moncharé      Kamerun
23 Bek Leo Saputra      Indonesia
25 Bek Manahati Lestusen U23      Indonesia
26 Bek Alfin Tuasalamony U23      Indonesia
29 Bek Ambrizal (wakil kapten)     Indonesia
59 Bek Hasyim Kipuw      Indonesia
Gelandang
13 Gelandang Akbar Rasyid      Indonesia
18 Gelandang Muhammad Ilham      Indonesia
20 Penyerang Novri Setiawan U23      Indonesia
21 Gelandang Ari Supriatna      Indonesia
30 Gelandang Patrice Nzekou (wakil kapten)     Kamerun
24 Gelandang M. Zainal Haq      Indonesia
— Gelandang Abdul Rahman Lestaluhu      Indonesia
— Gelandang Isaac Pupo      Liberia
Penyerang
7 Penyerang Firmansyah Aprillianto      Indonesia
10 Penyerang Greg Nwokolo Kapten      Indonesia
22 Penyerang Fandi Eko Utomo U23      Indonesia
32 Penyerang Agu Casmir      Singapura
55 Penyerang Pacho Kenmogne      Kamerun

Pemain terkenal

  • Bendera Indonesia Aji Santoso
  • Bendera Indonesia Anang Ma'ruf
  • Bendera Indonesia Andi Oddang
  • Bendera Indonesia Andik Vermansyah
  • Bendera Indonesia Bobby Satria
  • Bendera Indonesia Budi Sudarsono
  • Bendera Indonesia Chairil "Pace" Anwar
  • Bendera Indonesia Edu Juanda
  • Bendera Indonesia Gendut Doni Christiawan
  • Bendera Indonesia Gusnaedi Adang
  • Bendera Indonesia Hamka Hamzah
  • Bendera Indonesia Hendro Kartiko
  • Bendera Indonesia I Putu Gede
  • Bendera Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto
  • Bendera Indonesia Mursyid Effendi
  • Bendera Indonesia Nova Arianto
  • Bendera Indonesia Rahel Tuasalamony
  • Bendera Indonesia Sugiantoro
  • Bendera Indonesia Supriyono
  • Bendera Indonesia Syaifudin
  • Bendera Indonesia Taufiq
  • Bendera Indonesia Uston Nawawi
  • Bendera Indonesia Wijay
  • Bendera Indonesia Yeyen Tumena
  • Bendera Indonesia Muhamad Ilham Munajat
  • Bendera Argentina Juan Marcelo
  • Bendera Australia Josh Maguire
  • Bendera Brasil Anderson Da Silva
  • Bendera Brasil Carlos De Mello
  • Bendera Brasil Carlos Zada
  • Bendera Brasil Jacksen F. Tiago
  • Bendera Brasil Jairon Feliciano
  • Bendera Brasil Julio Cesar Da Costa
  • Bendera Brasil Justinho Pinheiro
  • Bendera Brasil Luciano Lacerda
  • Bendera Brasil Danilo Fernando
  • Bendera Liberia Anthony Jommah Ballah
  • Bendera Kamerun Nsangue Raymond
  • Bendera Liberia Augustine Kettor
  • Bendera Chili Christian "Spider Man" Carrasco
  • Bendera Chili Javier Roca
  • Bendera Chili Leonardo Gutierrez
  • Bendera Chili Morales Patricio
  • Bendera Chili Pablo Rojas
  • Bendera Republik Rakyat Tiongkok Zeng Cheng
  • Bendera Jepang Takatoshi Uchida
  • Bendera Kamerun Ngon A Djam
  • Bendera Korea Selatan Jeon Byung Euk
  • Bendera Liberia John Tarkpor Sonkaley
  • Bendera Indonesia Korinus Fingkrew

Pelatih

Periode Pelatih
2003-2005 Bendera Brasil Jacksen F. Tiago
2006-2007 Bendera Indonesia Freddy Muli
2007 Bendera Brasil Gildo Rodriguez
2007 Bendera Indonesia Ibnu Grahan
2007-2008 Bendera Indonesia Suhatman Imam
2008-2009 Bendera Indonesia Freddy Muli
2009 Bendera Moldova Arcan Iurie
2009 Bendera Indonesia Aji Santoso
2010 Bendera Indonesia Rudy William Keltjes
2011-2012 Bendera Indonesia Aji Santoso
2012-2013 Bendera Ceko Miroslav Janů
2013 Bendera Indonesia Tony Ho
2014- Bendera Indonesia Rahmad Darmawan

Prestasi

Perserikatan

  • 1938 – Juara II, kalah dari VIJ Jakarta
  • 1941 - Juara, menang atas VIJ Jakarta
  • 1942 – Juara II, kalah dari Persis Solo
  • 1950 – Juara, menang atas Persib Bandung
  • 1951 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1952 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1965 – Juara II, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 – Juara II, kalah dari PSMS Medan
  • 1971 – Juara II, kalah dari PSMS Medan
  • 1973 – Juara II, kalah dari Persija Jakarta
  • 1977 – Juara II, kalah dari Persija Jakarta
  • 1978 – Juara, menang atas PSMS Medan
  • 1981 – Juara II, kalah dari Persiraja Banda Aceh
  • 1987 – Juara II, kalah dari PSIS Semarang
  • 1988 – Juara, menang atas Persija Jakarta
  • 1990 – Juara II, kalah dari Persib Bandung

Liga Indonesia

  • 1994/1995 – Posisi ke-9, Wilayah Timur
  • 1995/1996 – Posisi ke-7, Wilayah Timur
  • 1996/1997 – Juara Liga Indonesia
  • 1997/1998 – dihentikan
  • 1998/1999 – Juara II Liga Indonesia
  • 1999/2000 – Posisi ke-6, Wilayah Timur
  • 2001 – Babak 8 besar
  • 2002 – Degradasi ke Divisi Satu (sekarang Divisi Utama)
  • 2003 - Juara Divisi Satu (sekarang Divisi Utama)
  • 2004 – Juara Liga Indonesia
  • 2005 – Mundur dari babak 8 besar (awalnya diskorsing dua tahun, namun dikurangi menjadi 16 bulan, kemudian dikurangi lagi menjadi degradasi ke Divisi Satu)
  • 2006 – Juara Divisi Satu (sekarang Divisi Utama)
  • 2007 – Posisi ke-14, Wilayah Timur (Tidak lolos ke Super Liga)
  • 2008 – Peringkat ke-4

Liga Champions Asia

  • 1998 – Babak pertama (masih bernama Piala Champions Asia)
  • 2005 – Babak pertama

Lihat pula

  • Persebaya 1927
  • Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia

Referensi

  1. ^ a b c d e f Persebaya Pecah, Salah Satu Ganti Nama

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web resmi Persebaya Surabaya
  • (Indonesia) Komunitas Bonek Cyber
  • (Indonesia) Bajul Ijo: Berita Persebaya Surabaya
[tampilkan] 
Pranala ke artikel terkait
Kategori:
  • Semua artikel kurang kutipan baris
  • Tim sepak bola Indonesia
  • Tim sepak bola di Jawa Timur
  • Kota Surabaya

Menu navigasi

  • Belum masuk log
  • Pembicaraan
  • Kontribusi
  • Buat akun baru
  • Masuk log
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Versi terdahulu
  • Halaman Utama
  • Perubahan terbaru
  • Peristiwa terkini
  • Halaman baru
  • Halaman sembarang

Komunitas

  • Warung Kopi
  • Portal komunitas
  • Bantuan

Wikipedia

  • Tentang Wikipedia
  • Pancapilar
  • Kebijakan
  • Menyumbang
  • Hubungi kami
  • Bak pasir

Bagikan

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+

Cetak/ekspor

  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak

Perkakas

  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Halaman istimewa
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Item di Wikidata
  • Kutip halaman ini

Bahasa lain

  • Català
  • Ελληνικά
  • English
  • Español
  • Français
  • Italiano
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Русский
Sunting interwiki
  • Halaman ini terakhir diubah pada 3 Januari 2016, pukul 16.46.
  • Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
Diposting oleh FAFA di 03.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Arsip Blog

  • ▼  2016 (9)
    • ▼  Februari (9)
      • SATU HATI
      • His...
      • Ibnu Puji Kerja Keras Pemain Surabaya United 22-...
      • Surabaya United Kental Aroma Persebaya 1927 05-0...
      • Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek...
      • ---KISAH NYATA ANDIK VERMANSYAH Dari Jualan Es Sa...
      • 21 April 2013 · HAMIM GIMBAL BUKA SUARA WA...
      • Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa...

Mengenai Saya

Foto saya
FAFA
Saya fafa ,asal Pamekasan,saya membuat blog ini,berdasarkan tugas dari sekolah
Lihat profil lengkapku
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.