Kamis, 25 Februari 2016



Hasil gambar untuk bonek

Hasil gambar untuk bonek



SATU HATI






History Of Persebaya and Bonek

Kamis, 21 Maret 2013

Mengenal Tokoh-tokoh Bonek


Hamin Gimbal
                Dikalangan pendukung fanatic PERSEBAYA, nama Hamin Gimbal tentu sangat familier.  Pemuda yang lahir di Bangkalan Madura ini dikenal sebagai dirigen BONEK bertandem dengan Okto Tyson.  Rambutnya yang gimbal dan kebiasaan memakai rok hijau gaya skotlandia di padu dengan sepatu bot roligan menjadi ciri khas seoran Hamin Gimbal ketika berdiri di tempat khusus dirigen, memimpin puluhan ribu BONEK.

                Kecintaan Hamin terhadap PERSEBAYA sudah berawal dari kecil.  Meskipun, dia bertempat tinggal di Madura, namun Hamin kecil tak pernah absent menonton PERSEBAYA bertanding.  “ Walaupun saya berasal dari seberang pulau, tapi saya selalu menyempatkan datang ke stadion untuk menonton PERSEBAYA.  Kadang saya tidak pamit orang tua.  Namun lambat laun orang tua mendukung penuh,” ujar Hamin.  Baginya, BONEK memiliki arti totalitas dan loyaitas dalam mendukung tim kesayangannya PERSEBAYA Surabaya.  “ Loyalitas dan totalitas tanpa mengenal waktu.
Okto Tyson
Tatapan matanya agak ajam, wajahnya terlihat garang, tubuhnya gempal mirip dengan perawakan Mike Tyson.  Begitulah sekilas penampilan Okto.  Namanya tidaklah asing di kalangan pendukung fanatic PERSEBAYA.  Maklum dia adalah dirigen BONEK.  Pria yang bernama lengkap Okto Kepernahum Henukh ini lahir di Surabaya 25 Oktober 1979.
                Berawal dari inisatif untuk menambah kreatifitas dan kekompaakan, Okto memberanikan diri menjadi komandan BONEK untuk bernyanyi dan menampilkan aksi kreatifitas.  Sebagai sosok yang mengkoordinir puluh ribuan BONEK untuk bernyanyi, tugas Okto sangatlah berat.  Ia di tuntut harus mampu menjaga ketahanan semangat dan emosi puluhan ribu BONEK dalam mendukung PERSEBAYA.  Aksi gerakan tangan , suara yel-yel, sampai teriakan dukungan BONEK selalu dikoordinir dan dipantau olehnya.  Hal ini agar semua gerakan dan aksi kreatif BONEK mania terlihat rapi dan kompak.  Dibalik kegarangan penampilannya, Okto sanagtlah cakap dan pandai dalam berbicara atau berdiskusi.  Pemuda alumnus Bisnis Admiistrasi UPN veteran Surabaya ini, tak jarang di undang untuk ON AIR di radio atau TV.  Dari pengalaman panjang menjadi dirigen supporter terbesar di tanah air, nama Okto semakin popular di kalangan Pendukung Klub liga Indonesia.  Ia pernah dipercaya memimpin delegasi supporter Jawatimur dalam jambore suorter Indonesia di Bali pada tahun 2007.


Cak dul Panglima BONEK 1988
                Sejarah berbondong-bondongnya suporter PERSEBAYA pada laga final Kompetisi perserikatan 1988 di Stadion Senayan Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sosok H. Abdullah.  Pria yang akrab disapa Cak Dul ini dikenal sebagai panglima perang BONEK mania pada akhir 1980 an.  “ Dulu belum ada istilah dirigen atau korlap.  Teman-teman suporter banyak yang menyebut panglima perangnya BONEK.  Tapi ini bukan ditujukan  untuk berseteru dengan supporter musuh, istilah panglima ini hanya untuk mengkoordinir supporter sebagai pengganti ketua,” Kata Cak Dul.
                Ia banyak menceritakan kebesaran dan aksi nekat supporter PERSEBAYA di kompetisi terdahulu.  Menurut Cak Dul, BONEK adalah bentuk spontanitas arek-arek Suroboyo yang mengalir darah sporadic dan radikal, semangat juang menaklukan stadion manapun untuk menunjukan kepada khalayak masyarakat tentang jati diri dan identitas supporter seutuhnya.  Baginya, tidak ada kelompok supporter lain dinegeri ini yang melakukan tindakan radikal dan nekat selain BONEK.
                Hal yang paling berkesan bagi Cak dul adalah ketika ia dengan berani dan nekat naik ke atap stadion senayan untuk memasnag spanduk raksas sepanjang 60 meter yang bertuliskan “ KAMI HAUS GOL KAMU PERSEBAYA “.  Seisi stadion bergemuruh dengan tepukan tangan ketika Cak Dul mulai menaiki atap sampai ia berhasil memasang spanduk itu.  Ini tidak ada pemain yang cidera, tidak ada aksi fenomennal dari pemain dan tidak ada momen menarik di lapangan melainkan teriakan dan applause dari seluruh penonton itu di tujukan kepada aksi nekat seorang suporeter PERSEBAYA yang mampu memanjat atap Stadion Senayan setinggi 15 meter.  Suporter PERSEBAYA itu adalah Cak Dul yang dulunya berambut gondrong dan konon dijadikan icon gambar BONEK di Koran Jawapos.
Supangat Koordinator Tretetet 7000 BONEK
  
                Disadari atau tidak, Supangat yang dikenal sebagai announcer pertandingan PERSEBAYA, sedikit banyak mengetahui perjalanan panjang tim yang berjuluk bajol ijo ini.  MeskI kini usia beliau hampir 60 tahun, namun semangat bapak 3 anak dan 1 cucu ini masih berkobar seperti 39 tahun yang lalu.  Kala itu  Supanagat baru saja bekerja di radio Gelora Surabaya.  Tugasnya saat itu bukan langsung menjadi penyiar pertandingan, melainkan sebatas memutar lagu-lagu.  Baru tiga tahun sesudahnya dia dipercaya untuk berbicara di depan mikrofon untuk menyiarakan jalannya petandingan PERSEBAYA.   84 tahun perjalanan PERSEBAYA, hampir separuh lebih Supangat mengetahui sejarah PERSEBAYA.
                Mulai dari pasang surut prestasi hingga supporter PERSEBAYA atau BONEK.  Pria berkacamata ini sedikit banyak menceritakan aal muasal nama BONEK.  Pada tahun 1986-1987 PERSEBAYA masuk final di senayan.  Lawan yang dihadapi adalah PSIS Semarang.  Demi mendukung tim kesayangan suporter ber tret tret ke Jakarta , Supangat mempunyai ide memberangkatkan supporter dengan jalan darat.  “ setelah berkoordinasi dengan semua pihak , kami akhirnya menggunkan bus” terang supangat.  Antusiasme supporter yang ingin mendukung timnya begitu luar biasa.  Hasilnya, sekitar 7000 suporter terdaftar.  Masalah timbul ketika Supangat dan rekan-rekannya, hanya bisa menyediakan sekitar 100 bis.  Ini berarti masih kurang 36 bis lagi untuk mengangkut supporter.  Memberangkatkan 7000 orang ternyata buka soal yang mudah.

Supangat menceritakan betapa ia kekurangan orang untuk mengkoordinir banyaknya supporter.  “ sampai- sampai, tukang potong rumput saya jadikan pemimpin rombongan “, kata pria yang pernah menjadi  ring announcer perebutan gelar juara kelas bantam WBC International antara petinju indoonesia Wongso Indrajit dengan Edel Geronimo dari Fiiphina 1988 ini.
Wastomi Suheri The legend of Suporter
                Dunia persepak bolaan nasional khusunya para pendukung PERSEBAYA tidak ada yang tidak mengenal sosok yang satu ini.  Penampilannya sederhana dan ceplas-ceplos khas arek Suroboyo.  Dialah Wastomi Suheri lahir pada tanggal 30 Juni 1953 di Desa Suko Wilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.  Wastomi dikenal sebagai seorang anak yang gigih dan mandiri.  Pada tahun 1961, ketika usia masih dini yakni 8 tahun , ia memberanikan diri merantau ke kota Surabaya dengan tujuan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.  Ketika sampai di Surabaya , ia harus bertahan hidup dengan cara  mengadu nasib menjadi anak jalanan.  Selama di Surabaya ia tidak punya rumah, yang dijadikan tempat berteduh dari panas dan hujan .
                Sehari-hari yang dilakukan adalah menjual Koran dan mengamen .  Wastomi pun mendapatkan pelajaran sekolah dasar harus dengan mengintip proses belajar di SD Tambak Sari Ngundu,.  Meski tidak mengenyam pendidikan resmi, Wastomi sangat menekankan pendidikan kepada anak-anak nya.  
                Sejak kecil Wastomi sangat senang dengan olahraga khusunya sepak bola.  Sehari-hari hidup dikawasan Tambak Sari membuat kecintannya terhadap sepak bola semakin mendalam.  Rasa cinta dan fanatisnya dilimpahkan untuk PERSEBAYA.  Setiap PERSEBAYA bertanding di Stadion Tambak Sari ia tidak pernah melewatkan untuk hadir.  Fanatismeya terhadap PERSEBAYA ini bertahan sampai sekarang, sampai memilik 5 orang anak.
                Sebagai BONEK, pengalaman Wastomi sangatlah banyak.  Dari berbagai pengalaman ini, hal yang paling berkesan adalah ketika ia berhasil menggergaji 12 pintu yang ada di Tambak Sari hanya untuk memasukan teman-temannya yang tidak punya uang untuk membeli tiket pertandingan.  Ia akhirnya di tangkap 2 jam setelah pertandinagn dan di tahan polisi selama 2 hari.
                Dari catatan panjangnya menjadi BONEK, banyak kalangan yang menganggap Wastomi sebagai bapak e BONEK.  Ia sangat di segani di kelompok supporter PERSEBAYA.  Pria yang akrab di panggil abah ini juga dikenal sebagai salah satu pendiri YSS.

Senin, 22 Februari 2016

Ibnu Puji Kerja Keras Pemain Surabaya United

22-11-2015 00:16


Ibnu Puji Kerja Keras Pemain Surabaya United
Surabaya United © Antok

Bola.net - Arsitek Surabaya United, Ibnu Grahan angkat topi atas kerja keras para pemainnya. Buah perjuangan Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan adalah tiga poin atas Persib Bandung. Sabtu (21/11) malam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Surabaya United menang tipis 1-0.

"Saya angkat topi atas kerja keras para pemain. Kami bermain lembek lawan TNI. Sekarang kami bermain dengan kerja keras," ucap Ibnu usai pertandingan. Dalam pertandingan ini, gol semata wayang Surabaya United dicetak pemain pengganti, Rudi Widodo di menit ke-63.

Surabaya United sebenarnya memiliki kesempatan untuk menggandakan kedudukan. Seperti saat Evan Dimas Darmono melepaskan tendangan ke arah gawang Persib yang ditinggal kiper Made Wirawan. Tapi masih ada David Pagbe yang menghalau bola.

Peluang emas juga diciptakan Ilham Udin Armaiyn. Mendapat umpan cantik dari Slamet Nur Cahyono, Ilham Udin berlari kencang ke arah gawang Persib. Sayang ketika berhadapan dengan kiper, sepakannya justru melambung. "Persib dihuni pemain berkualitas. Kita hanya menang karena Persib kasihan dengan kita," tutup Ibnu.(faw/ada)

 http://www.bola.net/indonesia/ibnu-puji-kerja-keras-pemain-surabaya-united-f4b6cb.html

Surabaya United Kental Aroma Persebaya 1927

05-02-2016 18:19


Surabaya United Kental Aroma Persebaya 1927
Ibnu Grahan © M. Syafaruddin

Bola.net - Mantan penjaga gawang Persebaya 1927, Dedi Iman memiliki kans untuk bergabung dengan Surabaya United. Jika lolos seleksi dan akhirnya direkrut, kiper asal Medan ini akan reuni dengan rekan sesama pemain, pelatih, hingga bosnya di Persebaya 1927 dulu.

Kiper asal Medan ini hadir untuk mengisi pos kiper Surabaya United yang tinggal menyisakan satu nama saja, yakni Thomas Rian Bayu. "Dedi sudah ikut berlatih pada pagi tadi. Statusnya masih pemain seleksi," tutur head coach Surabaya United, Ibnu Grahan kepada Bola.net, Jumat (5/2) sore.

Manajer operasional Surabay United, Rahmad Sumanjaya juga mengamini ucapan Ibnu. "Dedi Iman sudah datang sejak pagi tadi. Dia belum teken, masih pemain seleksi. Kalau masih fit ya akan diambil," ungkap Rahmad.

Kehadiran Dedi pun membuat Surabaya United semakin kental dengan aroma Persebaya 1927. Sebelumnya, tim yang bermarkas di Jemursari ini sudah terlebih dahulu mengikat eks Persebaya 1927, seperti Otavio Dutra, Dany Saputra, Nurmufid Fastabiqul Khoirot dan Feri Ariawan

Nuansa Persebaya 1927 juga tercium di sektor tim pelatih. Hal ini karena Ibnu Grahan dan Mahrus Afif adalah mantan arsitek dan pelatih kiper klub yang bermarkas di Karanggayam itu. Selain itu, Surabaya United juga dimiliki Gede Widiade, eks CEO Persebaya 1927. (faw/asa)

Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek vs Arema ?

Kisah ini paling tidak saya alami secara pribadi,dimana waktu itu saya masih sekolah SD kelas 4 ato 5 (lupa pastinya) yang waktu itu saya berangkat ke malang dengan saudara saya.Namun kejadian di depan stadion di malang tidak pernah saya lupakan sampai akhir hayat. Awal ceritanya simpel saja,di kompetisi ligina (dulu liga dunhill) terbagi 2 putaran yang mempertemukan persebaya vs persema (leg 1) di Surabaya.Pada saat itu aremania diberi quota di tribun sebelah kanan VIP (BC),pada intinya panpel (baca:suporter persebaya) menerima dengan baik kedatangan suporter malang di Surabaya.Tetapi disaat putaran ke 2 dan Persebaya away ke malang,otomatis kita (suporter surabaya) ikut mendampingi Persebaya tanding di malang.Namun disinilah petaka terjadi,bagaikan air susu yang dibalas dengan air aki (saking hinanya).Rombongan suporter persebaya yang sudah berada di depan pintu masuk stadion tiba2 diusir paksa dan dikeroyok oleh suporter/warga malang.Padahal harapan kami mereka juga bisa menerima dan memberi kita quota masuk stadion seperti yang panpel Surabaya lakukan,tapi karena sikap mereka yang seperti tidak mau tau dengan semua itu membuat mereka tanpa ampun mengusir, menginjak2, dan menjadikan suporter Persebaya yang jumlahnya lebih sedikit dari suporter malang sebagai sansak hidup tepat di depan gerbang masuk stadion.Hanya satu alasan mereka,"STADION TIDAK CUKUP".Tapi apakah harus dengan cara kekerasan???.

Ini sekilas sejarah Persebaya dan Arema.

arema lahir thn 1987,sedangkan persebaya lahir jauh sebelum kemerdekaan arema di galatama,persebaya di perserikatan.jadi ga pernah ketemu sebelum era ligina. Musuh bebuyutan bonek jaman perserikatan dulu adalah bobotoh (Bandung) dan (SneX) semarang...

kalo luar jawa ada makasar (MaczMan) dan medan (KamPak).

ga ada ceritanya dgn malang.. karna persema nomer 2 di jatim (arema ga ikut perserikatan mas)!!

Semua di mulai saat nurkiman pemain persebaya di ketapel suporter malang...sehingga waktu persema main di gresik lawan persegres di balas sampe ada satu suporter malang mati!.Hal itu berlanjut..balas membalas,,,lucunya yg sebelumnya bonek dgn persema (beda kan aremania dgn persema?..suporter persema ngalamania) aremania ikut2an.

tp di byk kesempatan aremania selalu ngeles opini diketapelnya nurkiman..dgn alasan thn 2000 saat bonek kirim surat terbuka ke semua preman malang...untuk berani ga dtg ke surabaya (sampe skrg pun sepertinya tantangan itu ga terjawab..malang ga pernah berani dtg ke surabaya)

inget mas...arema lahir thn 1987...ga ada sejarah panjang bermusuhan lawan bonek..yg ada permusuhan surabaya vs malang yg dibawa arema ke sepak bola

kita tau surabaya kota terbesar di jatim..byk penduduk jatim lebih bangga dgn persebaya drpd arema (jelas lah di galatama aja niac mitra lebih jago)

hal ini yg ga bisa di terima anak2 malang...menjadi nomer 2 di jatim..

diperparah dendam preman2 malang dan arek2 suroboyo saat ada konser rock..setiap ada konser rock thn 80-90an pasti saja rusuh ga di surabaya..ga di malang.

tambahan buat yg ga tau...nurkiman (pemain Persebaya) di ketapel sampe buta mata kirinya dan pensiun dr sepakbola padahal usianya baru 20an...ga sampe 25.Dan pada saat itu Persebaya menang 0-1 saat away ke Malang

(Versi Cak Sawunggaling Soerabaja)

MATUR SUWUN CAK !! :
Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek vs Arema ?
Semoga Artikel Bonek ini bermanfaat, sesuai dengan kriteria yang anda cari di Tahukah Anda Bagaimana Sejarah Perselisihan Bonek vs Arema ?
 
http://bonek-suroboyo.blogspot.co.id/2012/03/tahukah-anda-bagaimana-sejarah.html

---KISAH NYATA ANDIK VERMANSYAH Dari Jualan Es Sampai Jadi "messi"-------

Mungil, cepat, lincah, tajam, penuh determinasi dan pekerja keras. Selain Oktovianus Maniani, ciri-ciri ini juga mencerminkan sosok gelandang tim nasional U-23, Andik Vermansyah.

Aksinya yang brilian terlihat jelas saat membela timnas U-23 saat melawan Kamboja di laga perdana SEA Games XXVI tahun 2011, Senin lalu. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 6-0 untuk Indonesia itu, kecepatan dan kelincahan Andik mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan hingga membuahkan satu gol dan memberikan satu umpan indah yang berujung pada gol terakhir untuk Indonesia.

Andik yang masuk menggantikan Ferdinand Sinaga pada menit ke-61 langsung menunjukkan kualitasnya sebagai pemain yang mengandalkan kecepatan. Di menit ke-80, pemain bernomor punggung 21 ini berlari dengan sangat cepat sambil membawa bola dan berhasil melewati satu gelandang bertahan Kamboja ke dalam kotak penalti Kamboja.

Insting tajamnya pun bermain. Melihat celah yang terhampar, tanpa pikir panjang Andik segera menembakkan bola dengan keras dari kaki kanannya. Kiper Kamboja pun tak kuasa menahan bola yang melaju deras ke arah gawangnya.

Empat menit kemudian, aksinya kembali berbahaya. Menerima bola dari Stevie Bonsapia, Andik berlari seperti kijang meninggalkan para pemain lawan dan mendekati gawang Kamboja. Namun, meski berada dalam posisi yang memungkinkan untuk mencetak gol, pemain yang membela Persebaya 1927 ini justru tidak bersikap egois. Dia memberikan umpan kepada Ramdhani Lestaluhu yang berada dalam posisi lebih menguntungkan. Gol keenam untuk Indonesia pun tercipta.

Andik menyadari betul kelebihannya itu. Kecepatan menjadi andalan utamanya dalam bermain sepak bola. Namun, itu pun tidak diperolehnya dengan mudah. Pemain dengan tinggi badan 162 cm ini harus berlatih keras untuk sampai pada tingkat kecepatan tertingginya.

Latihan berlari tak hanya dilakukannya di lapangan. Andik biasa melakoni latihan berlari dengan menaiki tangga, baik tangga jembatan atau tangga di mall. Pernah pula, dia beradu cepat dengan taksi.

"Pernah waktu itu aku lomba sampai lima kali, setelahnya aku langsung muntah-muntah hahaha..." kata pria berusia 19 tahun ini sambil tertawa.

Kecepatan, kelincahan dan kemampuan dribling yang diatas rata-rata membuat Andik mendapat julukan "Lionel Messi" dari Surabaya. Dia mengaku senang disamakan dengan Messi. Namun, dengan rendah hati, pemain yang justru mengidolakan Cristiano Ronaldo ini menekankan bahwa dirinya tak sehebat striker Argentina andalan Barcelona tersebut.

"Saat aku bermain, para Bonek selalu teriak ’Messi..Messi...Messi’. Saya senang dipanggil Messi, tapi kan beda jauh," ujarnya lugu.

Dari jualan es sampai SSB Gratis Andik kini berada di tim nasional. Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan berlaga untuk nama bangsa di kancah internasional. Namun siapa sangka, langkah awalnya bermain bola tidak seindah saat ini. Dulu, untuk membeli sepatu sepak bola saja sulit.

Ayahnya, Saman, hanya seorang tukang bangunan, sementara ibunya, Jumiah, hanya seorang tukang jahit. Orang tuanya yang berpenghasilan pas-pasan tak memiliki dana lebih untuk membantu Andik mewujudkan mimpinya. Maka tak heran, pada awalnya Andik tidak diizinkan menekuni sepak bola.

Namun, dorongan yang kuat membuat Andik tak mudah patah semangat. Dia pun berjuang sendiri demi mewujudkan mimpi jadi pemain sepak bola profesional. Berbagai upaya ditempuhnya, mulai dari jualan kue dan es hingga bermain sepak bola antarkampung (tarkam) ke luar Surabaya dilakoninya, hanya untuk bisa membeli sepatu bola.

Langkahnya menunjukkan titik terang ketika pelatih SSB Suryanaga, Rudi, melihat bakat besarnya. Rudi pun menawarinya untuk menimba ilmu di sekolah sepak bola di Jember itu. Gratis.

"Waktu itu dia iseng nonton aku bermain dan dia bertanya kamu ikut SSB apa? Aku jawab, tidak ada. Aku pun diajak ke Suryanaga, gratis. Terus aku bilang kakak dan diizinkan," ungkapnya.

Ayah dan ibunya pun tak memiliki alasan untuk terus melarang. Mereka pun berbalik mendukung Andik hingga bermain untuk Persebaya Junior dan berkarya di PON.

Selalu pikirkan masa depan Anak bungsu dari empat bersaudara ini pun tak ragu menyebutkan bahwa kedua orang tuanyalah yang justru paling berjasa dalam kehidupannya. Mantan bintang kesebelasan PON Jawa Timur ini menilai sikap dan dukungan dari orang tuanya telah melecut dirinya untuk menjadi seorang Andik seperti sekarang ini.

Selain untuk masyarakat Indonesia, gol yang dicetaknya dalam pertandingan melawan Kamboja kemarin pun dipersembahkannya untuk ayah dan ibu tercinta. Menurutnya, orang tua selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bahkan rela berpuasa demi kesuksesannya. Maka tak heran, Andik selalu berusaha menyenangkan mereka.

"Alhamdulilah... Selama merantau di Surabaya, aku sudah membelikan rumah atas nama orang tuaku karena itu sudah menjadi janji dari batinku. Alhamdulilah juga, aku sudah memberangkatkan ibu pergi umroh. Insya Allah kalau ada rezeki mau naikkan haji kedua orang tua," ungkap Andik yang kabarnya pernah dilirik oleh pemain Portugal, Rui Costa.

Andik selalu diingatkan untuk tidak lupa diri meski kariernya kini tengah menanjak. Dia sudah memikirkan masa depannya. Selain berharap bisa terus berkiprah di dunia sepak bola sampai akhir hayatnya, penyuka tempe penyet ini berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi dan berinvestasi dengan membangun rumah kos di Surabaya.

"Kalau ada rezeki mau bikin kos-kosan, buat masa depan. Aku selalu mikir masa depan karena aku melihat betapa sulitnya orang tua aku mencari uang," ujarnya singkat

https://id-id.facebook.com/notes/gudang-informasi-sepakbola/-kisah-nyata-andik-vermansyah-dari-jualan-es-sampai-jadi-messi-/300446036646990/